Tak banyak yang di ketahui oleh pelamar baru atau awam, bagaimana cara Staff Recruitment memilah-milah Surat lamaran yang datang ke mereka. Ada yang diseleksi ketat mulai dari surat lamaran sampai dengan pemanggilan interview, namun karena banyaknya Surat lamaran yang membanjiri meja para Recruiter maka tak sedikit pula dari mereka yang hanya memeriksa Surat lamaran para pelamar dengan hanya melihat sedikit sekali. Yang dimaksud sedikit disini adalah, mereka hanya memilah berdasarkan pengalaman kerja dan latar belakang pendidikan pelamar.
Disinilah para pelamar ditantang untuk membuat Surat lamaran yang bisa membedakan dan menjadi daya jual pertama kali. Haruslah diingat bahwa Surat lamaran adalah langkah anda dalam “menjual” diri dan skill anda kepada perusahaan. Jadi dibutuhkan keterampilan dalam mengemas dan menyajikan lamaran anda sebaik dan se informatif mungkin. tidak perlu lagi membuat karangan-karangan indah di surat lamaran jobis, yang terpenting adalah para recruiter bisa menyimpulkan bahwa jobis lah orang yang tepat untuk mengisi posisi yang dibutuhkan.
kita mulai dari CV atau Curriculum Vitae.
CV atau Curriculum vitae atau data diri adalah yang pertama kemungkinan akan dibaca. Maka buatlah informatif, buatlah Perusahaan mengetahui siapa jobis. mulai dari data diri seperti nama, tanggal bulan dan tahun lahir (atau dipersingkat saja menjadi usia jobis saat melamar), nomer handphone atau telepon yang setiap saat bisa dihubungi oleh mereka lalu pas photo jobis (pas photo juga bisa gak terlalu kaku atau formal, tetapi juga jangan terlalu nyeleneh seperti pas photo namun bersama keluarga atau satu erte berikut pak erte nya) jika diperlukan bisa juga ditambahkan tentang kelebihan dan kekurangan jobis, motivasi bekerja dalam satu line awal dari CV jobis.
Line atau baris selanjutnya adalah pengalaman kerja, magang, organisasi jobis yang membuat Perusahaan tempat jobis melamar bisa mengetahui keterampilan jobis. Hal diatas bisa dilewatkan jika jobis adalah lulusan baru atau fresh graduate, namun setidaknya harus ada point yang bisa dijualbdi line / baris ini. Baik itu hanya magang atau sekedar organisasi. Mengapa penulis mengedepankan pengalaman kerja di baris kedua? biasanya Perusahaan lebih mencari pelamar yang siap kerja atau bahasa kasarnya siap “pakai” tanpa harus bersusah payah mengajarkan pekerja baru dari awal. Jadi jika ada pilihan siap “pakai” mengapa harus memilih yang belum siap kan?
Terakhir di CV jobis adalah latar belakang Pendidikan jobis. tidak perlu menulis semua pendidikan jobis mulai dari Sekolah Dasar sampai SMA atau Perguruan Tinggi dan seterusnya, cukup Pendidikan terakhir saja yang ditulis biarkan scan atau fotocopy Ijazah terakhir yang menjelaskan. disini juga jobis bisa menambahkan pendidikan non formal maupun keterampilan non formal jobis, apapun itu tulis saja toh dibaca atau tidak itu bisa menjadi nilai lebih lho!
Ok, sekarang CV jobis telah selesai. CV yang ringkas namun informatif, biarkan saja data-data pendukung seperti ijazah formal maupun nonformal dan nilai-nilai pendidikan yang akan menjelaskan lebih lanjut dibelakang CV jobis. jika jobis menggunakan jasa situs pencari pekerjaan, maka jangan lupa lampirkan pula scan dari data-data tersebut. sedikit informasi dari penulis, jika jobis melengkapi surat lamaran jobis dengan scan data-data lengkap berikut scan photo jobis, maka pada saat panggilan interview biasanya perusahaan tidak membutuhkan hardcopy dari lamaran yang dikirim via email. karena semua sudah lengkap dan perusahaan bisa mencetaknya untuk keperluan dokumentasi karyawan, jadi jobis hanya cukup membawa alat tulis saja. as simple as it bukan?
Jadi gimana? sudah siapkah jobis “menjual diri” jobis melalui surat lamaran pekerjaan? Tunggu apalagi??? ayo buat sekreatif mungkin…
selamat hunting jobis…
see you on next article…
selamat hunting jobis…
see you on next article…
Komentar
Posting Komentar
mau komentar, share, berbagi, dan lainnya? silahkan,,, setelah komen tolong diisi Rp.2000 di kotak amal ya...